Apalah artinya berkumpul bersama tanpa dendang dan irama. Dan apalah arti berdendang tanpa kebersamaan. Itulah yang menjadi latar belakang acara rutin bertema Debu n Frenz, kumpul-kumpul rekan-rekan Debu bersama para fans dan pecinta musik. Acara rutin tiap pekan kedua hari rabu setiap bulan di Taman Musik Kampung 99 Pepohonan, menampilkan band-band asuhan Debu, serta beberapa band tamu dengan bintang utama Debu.
Para tamu yang hadir tampak sangat akrab dengan lagu-lagu yang didendangkan oleh band-band yang hadir malam itu. penampilan yang manis ditampilkan oleh band Kafilah yang mengajak serta putra putri cilik keluarga Debu. Dengan penuh percaya diri anak-anak bernyanyi membawakan sebuah lagu diiringi kakak-kakak mereka dari band Kafilah. Nampak diantara para penonton, Syaikh Fattah yang merupakan sesepuh dari kelompok musik ini turut menikmati kehangatan suasana malam tersebut. Beliau nampak berwajah cerah menyaksikan anak cucu berbaur dengan para tetamu, menikmati lagu-lagu yang liriknya ditulis oleh beliau.
Band Melati, dengan vokalis Husnia yang tengah mengandung 38minggu tak ketinggalan menampilkan kebisaannya menghibur penonton. Beranggotakan wanita-wanita cantik, mata penonton tak lepas dari penampilan manis mereka. Sama pula serunya penampilan SIRR dengan vokalis Rendy, yang malam itu menampilkan 2 (dua) buah lagu Debu dengan aransemen heavy metal. Memeriahkan malam itu pula, grup gambus yang menghentak panggung dengan irama padang pasir.
Keistimewaan penampilan Debu malam itu, Rabu 12 Maret 2014 adalah dengan tampilnya Dimas, gitaris Debu dengan petikan gitar khas bernuansa flamenco. Sungguh luar biasa. lagu “Jangan Duduk” yang biasanya merupakan lagu pamungkas terpaksa gagal menutup malam itu karena penonton masih ingin menyaksikan penampilan Debu. Penampilan ditutup dengan sebuh lagu latin bernuansa flamenco yang dibawakan Mustafa dan rekan-rekan, bersama Dimas, sang gitaris. (NR)